pertanyaan untuk calon presiden mahasiswa
Dua tahun lagi, atau 2024 akan digelar pemilu.Maka tak heran jika saat ini sudah banyak wacana terkait Pemilihan Presiden Indonesia.Namun isu-isu seputar pesta demokrasi terbesar ini sudah sampai di masyarakat, diantaranya adalah isu mengenai siapakah sosok yang akan diusung untuk menjadi bakal calon presiden Indonesia.
SemuaCalon Presiden Bermasalah . Yogyakarta, Kompas - Semua calon presiden yang akan terlibat dalam politik eksekutif dalam pemilihan presiden 5 Juli mendatang didominasi tokoh-tokoh bermasalah dari sisi politik, hukum, maupun ekonomi. Sosok Presiden Ideal Indonesia 2004- 2009" yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Ilmu Sosial
Pernyataanini diungkapkan Sandiaga Uno ketika berdiskusi dengan Mahasiswa Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara pada, Kamis (16/6/2022). Hal itu disampaikannya menjawab pertanyaan salah satu Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun bernama Zulkifli M Ahmad. Zulkifli menanyakan kesiapan Sandiaga Uno untuk maju menjadi
Persentasestunting di Indonesia secara keseluruhan masih tergolong tinggi (24,4%) dan harus mendapat perhatian khusus. Untuk itu, Mahasiswa melakukan sosialisasi mengenai stunting untuk mengedukasi para ibu dan calon ibu
618/2022. Kesempatan emas bagi generasi muda calon pemimpin bangsa untuk mengikuti Sekolah Staf Presiden yang diselenggarakan oleh Kantor Staf Presiden RI (KSP). Selama lima hari, dari tanggal 25 sampai 29 Juli 2022, para peserta akan dibekali dengan metode kerja strategis, taktis dan praktis di lingkungan Istana Kepresidenan RI.
Site De Rencontre Gratuit Pour Portable. Untuk opini publik, sudah oke. Tapi nalar atau logika politik belum Jawa Timur ANTARA - Nama-nama bakal calon presiden yang akan berkompetisi pada pesta demokrasi terbesar di Indonesia, Pemilihan Umum Serentak 2024, sudah mulai diperkenalkan oleh sejumlah partai politik. Sejauh ini, ada dua nama yang sudah secara resmi telah dideklarasikan oleh partai politik untuk menjadi bakal calon presiden Indonesia, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Satu nama lagi, Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan- meskipun belum dideklarasikan untuk berlaga pada Pemilu Presiden Pilres 2024-, juga turut serta meramaikan persiapan penentuan masa depan Indonesia itu. Nama-nama tersebut memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Tiga nama tersebut kini mulai menjadi buah bibir masyarakat. Pertanyaan terbesar, siapa pengganti Presiden Joko Widodo usai Pemilu 2024 dilaksanakan. Pertanyaan tersebut memang nantinya akan terjawab pada saat masyarakat telah melaksanakan Pemilu pada 14 Februari 2024. Namun, untuk saat ini, ada pertanyaan yang lebih menarik, yakni siapa para pendamping atau bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi tiga nama itu. Nama-nama terkait bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto sedang menjadi perhatian publik. Banyak nama besar yang coba dikaitkan dengan tiga bakal calon presiden tersebut. Sejumlah nama bakal calon wakil presiden yang banyak dibicarakan di antaranya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Badan Usaha Milik Negara BUMN Erick Thohir, serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Selain itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, putra mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono AHY, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimim Iskandar. Nama-nama itu, kini mulai meramaikan bursa bakal calon wakil presiden, meskipun juga muncul nama baru seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Basuki Hadimuljono untuk digandengkan dengan Ganjar Pranowo. Munculnya nama-nama potensial bakal calon wakil presiden itu, tentu bukan sekadar ramai diperbincangkan. Partai politik saat ini benar-benar memperhitungkan peluang masing-masing bakal calon presiden saat disandingkan dengan figur tertentu. Lembaga-lembaga survei di dalam negeri sudah melakukan perhitungan elektabilitas dengan nama-nama bakal calon presiden tersebut. Selain itu, simulasi juga dilakukan terhadap bakal calon presiden yang dipasangkan dengan bakal calon wakil presiden. Berdasarkan data dari lembaga survei Indikator Pilitik Indonesia, dalam laporan yang dikeluarkan pada 18 Mei 2023, hasil dari survei kepada orang, mencatat bahwa tiga nama bakal calon presiden itu menduduki peringkat tiga teratas dari 19 nama yang dilakukan survei. Sementara pada simulasi dari tiga nama tanpa sosok pendamping atau bakal calon wakil presiden, didapati hasil 34,8 persen untuk Prabowo Subianto, 34,4 persen memilih Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan sebanyak 21,8 persen, sementara 8,9 persen tidak menjawab. Namun, jika ketiga nama tersebut dipasangkan dengan bakal calon wakil presiden, juga memiliki dampak terhadap elektabilitas. Dalam simulasi tersebut, Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil memiliki elektabilitas mencapai 36,3 persen. Sementara Prabowo Subianto yang dipasangkan dengan Erick Thohir, mendapatkan porsi sebesar 35,4 persen, dan Anies Baswedan dengan Mahfud MD mendapat 17,8 persen, sedangkan yang tidak menjawab 10,7 persen. Dalam simulasi lainnya, ada kejutan dari Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Sandiaga Uno. Elektabilitas Ganjar dan Sandiaga naik menjadi 38 persen, Prabowo dengan Erick Thohir 32,2 persen dan Anies Baswedan dengan AHY 19,2 persen, dan 10,6 persen tidak memilih. Skenario lainnya, Ganjar-Sandiaga mendapatkan 37 persen, Prabowo Subianto-Erick Thohir 34,3 persen dan 17,9 persen untuk Anies Baswedan saat dipasangkan dengan Khofifah Indar Parawansa. Simulasi terakhir, Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil mencapai 40,1 persen, Prabowo-Khofifah 30,5 persen, dan Anies Baswedan-AHY 18,5 persen. Dari hasil survei tersebut, setidaknya bisa dijadikan bekal dari partai politik untuk menentukan siapa pendamping yang paling sesuai. Logika politik, opini publik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasangan calon wakil presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut adalah perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat DPR atau 25 persen dari suara sah secara nasional pada Pemilu Anggota DPR RI Tahun 2019. Saat ini, ada 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu Presiden 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal suara. Berbicara penentuan bakal calon presiden maupun wakil presiden, selain harus memenuhi persyaratan tersebut, tentunya tidak lepas dari peranan partai politik. Partai politik memiliki kewenangan untuk menentukan siapa saja yang akan diusung untuk berkompetisi pada Pemilu 2024. Harus diakui pula dalam menentukan nama-nama tersebut juga ada kesepakatan politik dari sejumlah partai pengusung. Kesepakatan-kesepakatan politik itu harus mengedepankan kepentingan rakyat Indonesia, bukan hanya kepentingan partai politik. Pengamat politik Universitas Brawijaya Wawan Sobari mengatakan bahwa dari sisi opini publik, berdasarkan hasil survei dari sejumlah lembaga, memberikan gambaran yang jelas. Potensi dari masing-masing bakal calon presiden dan wakil presiden sudah tergambar. Namun, menurut Wawan, dengan belum diputuskannya siapa bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi tiga nama tersebut, masih ada negosiasi kepentingan antarpartai politik yang masih belum bisa disepakati. "Untuk opini publik, sudah oke. Tapi nalar atau logika politik belum ketemu. Artinya, negosiasi kepentingan antarpartai politik yang sudah menyampaikan calon presiden dengan partai yang mengajukan nama cawapres, itu nampaknya belum ketemu," katanya. Saat ini partai politik masih dalam tahap untuk menyeimbangkan antara logika politik dengan opini publik berdasarkan hasil survei sejumlah lembaga tersebut. Dari partai pengusung tiga nama tersebut, masih saling menunggu untuk mengambil keputusan. Pertimbangan untuk menentukan siapa pendamping dari tiga nama tersebut, memang pekerjaan rumah yang sangat besar yang harus segera diselesaikan oleh partai politik pengusung masing-masing calon. Pesta demokrasi yang bijak Tentunya, masyarakat Indonesia juga masih ingat pelaksanaan Pemilu 2019 yang diwarnai politik identitas. Dalam pemilu saat itu, masyarakat Indonesia terbelah menjadi dua kubu yang saling berseteru dan seolah harus memenangkan sebuah pertandingan besar. Memang, dalam persaingan politik, ada pihak yang nantinya akan menang dan ada yang kalah. Namun, itu semua harus diterima dengan lapang dada karena urusan memimpin sebuah negara bukan sekadar mencari pekerjaan, melainkan juga panggilan hati untuk membenahi bangsa. Sehingga, pengalaman yang terjadi pada 2019 itu harus menjadi pengalaman berharga, bukan hanya bagi masyarakat Indonesia, melainkan juga bagi elite-elite partai politik di negeri ini. Elite politik sudah seharusnya memberikan pelajaran bahwa berpolitik itu harus bijak. Tidak perlu banyak sandiwara politik yang harus dipertontonkan kepada masyarakat hanya untuk sekadar melakukan uji coba dalam mendapatkan suara atau perhatian publik. Sebaliknya, publik harus diberikan edukasi agar bisa berdemokrasi dengan dewasa dan bijak. Pada akhirnya, penentuan bakal calon wakil presiden yang akan maju pada Pemilu 2024, harus mengedepankan sosok yang paling ideal untuk menjadi pemimpin Indonesia dan mengutamakan kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat yang paling utama adalah terkait dengan keberlanjutan. Apa yang sudah dicapai dengan baik pada era pemimpin saat ini, sudah seharusnya dipertahankan dan ditingkatkan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Jadi, Pemilu 2024 menjadi harapan baru untuk Indonesia yang lebih baik. Editor Achmad Zaenal MEditor Achmad Zaenal M COPYRIGHT © ANTARA 2023
Jakarta - Jelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, pelbagai lembaga survei lakukan survei capres dengan jajak pendapat politik untuk mengetahui elektabilitas Calon Presiden atau Capres yang akan dipilih rakyat. Lalu, Bagaimana kriteria atau kategori pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengetahui elektabilitas capres melalui survei ini?Berikut beberapa kategori pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk mengetahui elektabilitas capres, dikutip dari dokumen Lembaga Poltracking Indonesia. Proses wawancara kepada wartawan dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui angket. Lembaga Poltracking Indonesia dalam penelitiannya terhadap responden di 34 provinsi di Indonesia, pada 16 hingga 22 Mei 2022, dilakukan dengan tatap untuk mengetahui elektabilitas Capres, Pertama, responden akan diajukan pertanyaan terkait popularitas kandidat atau kedikenalan pemilih terhadap kandidat. Responden diberikan nama-nama yang kemungkinan menjadi kandidat. Pertanyaannya, Apakah Bapak/ Ibu/ Saudara mengenal nama-nama di bawah ini? Kemudian diminta memberikan jawaban tertutup, yaitu kenal dan tidak responden diberikan pertanyaan terkait akseptabilitas kandidat. Pertanyaannya, Apakah Bapak/Ibu/Saudara MENYUKAI nama-nama di bawah ini? Responden diberikan pertanyaan tertutup dengan jawaban Suka, Tidak Suka, dan Tidak Tahu atau Tidak Jawab Setelah pertanyaan akseptabilitas kandidat, pertanyaan selanjutnya adalah tentang Top of Mind. Responden diminta memilih secara spontan nama-nama kandidat. Pertanyaannya, Jika Pemilu dilakukan hari ini, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai Presiden RI?Pertanyaan berikutnya adalah Trend Top of Mind. Ini merupakan modifikasi pertanyaan sebelumnya. Pertanyaan sama, tetapi lebih spesifik untuk membandingkan elektabilitas kandidat satu dengan kandidat lainnya. Artinya, hanya dua nama kandidat yang diajukan dalam elektabilitas kandidat juga dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan Top of Mind dari 30 nama menjadi 20 nama, demikian seterusnya sampai 5 nama hingga hanya dua nama. Pertanyaannya, Jika Calon Presiden RI hanya 2 sebagaimana terlihat di bawah ini, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih?Hasil survei capres oleh Lembaga Poltracking Indonesia menunjukkan simulasi pasangan Ganjar Pranowo – Erick Thohir memiliki elektabilitas tertinggi, mengungguli pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani, dan pasangan Anies Baswedan – Agus Harimurti “Dalam simulasi tiga pasangan capres dan cawapres, Ganjar-Erick memperoleh angka elektabilitas 27,6 persen, Prabowo Subianto – Puan Maharani 20,7 persen, dan Anies Baswedan – Agus Harimurti Yudhoyono 17,9 persen,” ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 9 Juni survei juga menunjukkan simulasi pasangan Ganjar Pranowo – Erick Thohir cukup kuat untuk menghadapi pasangan Prabowo Subianto – Puan Maharani, dan Anies Baswedan – Sandiaga Uno. Pada simulasi ini, Ganjar-Erick memiliki elektabilitas sebesar 26,4 persen, Prabowo-Puan 19,8 persen, dan Anies-Sandi 18,9 persen. Elektabilitas Ganjar juga masih tinggi ketika dipasangkan dengan Sandiaga Uno. Pasangan Ganjar-Sandi memperoleh elektabilitas 26,7 persen, mengalahkan pasangan Prabowo-Erick 22,5 persen, dan Anies-Puan 12,2 memunculkan nama kuat, survei capres juga memprediksi figur pemimpin seperti apa yang diinginkan rakyat. Hasil survei Lembaga Poltracking Indonesia misalnya, lembaga survei yang melakukan jajak pendapat melibatkan mayoritas masyarakat menginginkan capres yang perhatian pada rakyat 16,8 persen, pemimpin dengan karakter jujur, dapat dipercaya dan bersih dari korupsi 16 persen, serta capres harus merupakan sosok yang berpengalaman 12,7 persen.HENDRIK KHOIRUL MUHID Baca Sejak Kapan Muncul Lembaga Survei Lakukan Survei Capres di Indonesia?Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Mon cher concitoyen, Ce dimanche, tu vas aller voter pour le premier tour des élections présidentielles, alors peut-être que tu es encore en train de te demander quel bulletin tu vas glisser dans l'urne. Peut-être même que tu as peur de craquer émotionnellement dans l'isoloir face à tous ces bouts de papier avec des noms inscrits dessus. Eh bien je suis au regret de t'annoncer que ce test ne t'aidera pas à faire ton choix. Alors oui, certes, il te dira quel candidat tu es au fond de toi, mais toi, t'es fait pour être Président de la République ? Bien sûr que non. Prends donc ce test juste pour ce qu'il est un révélateur de ta vraie personnalité. Et elle est pas jolie jolie cette personnalité. 1. Quelle serait ta première mesure si tu étais ? Arrêter ce truc des 5 fruits et légumes par jour c'est trop stressant Envoyer en prison les gens qui se disent "team chien" ou "team chat" Bannir le beurre doux des supermarchés Remplacer le JT du 20h par les Anges Interdire l'expression "JPP" à tout jamais Nouvelle règle plus aucune règle 2. Quel nouveau drapeau choisis-tu pour la France ? Oui c'est obligatoire Une huître, symbole de courage et de résilience Un alpaga, symbole de paix et de mignonnerie Elice Lucet, symbole de ténacité et de rectitude Un fauteuil, symbole de calme et de sérénité Des spaghet' bolo, symbole de plaisir Le symbole égal, symbole d'égalité tout simplement 3. Choisis une nouvelle devise pour la France "Liberté, Égalité, Fromage" "Liberté, Égalité, Pizza" "Liberté, Égalité, Salade de quinoa" "Liberté, Égalité, Teq Paf pour tous" "Liberté, Égalité, Carré de l'hypoténuse" "Liberté, Égalité, Carapuce est le meilleur choix entre les trois premiers Pokemons" 4. Qui nommes-tu Premier Ministre ? Dominicien, directeur d'une ludothèque à Mulhouse Nicoline, hooligan professionnelle Nathalien, découvreur du vaccin contre la mauvaise odeur du pipi après avoir mangé des asperges Gasparde, DJ pour écoles maternelles Clémentin, chauffeur-livreur de skis Anne-Corrine, cheffe d'une chorale en langage des signes 5. Quel sera LE scandale pendant ton mandat ? On découvrira que tu es la seule personne en France à ne pas avoir aimé le docu sur Orelsan Médiapart publiera ton historique internet oui, tout le monde saura que tu as cherché "comment cuire du riz" sur Marmiton Tu divorceras en plein mandat pour épouser une poignée de porte La photo où tu montrais ton cul au baptême de ton cousin fuitera dans la presse Tu seras surpris en train d'apprécier le dernier album de Vianney Tu te prononceras en public en faveur de la crème dans les pâtes carbo 6. Quel tenue porteras-tu lors de ton investiture ? Un costume Un gilet jaune Un survêtement Un tutu Une combinaison licorne Un caddie 7. Tu préfères taxer les riches ou les pauvres ? Les riches, pour plus d'égalité Les pauvres, pour qu'ils soient encore plus pauvres 8. Choisis ton bureau présidentiel Le bureau Ikea épuré qui va à l'essentiel Le bureau à la pointe de la technologie Le bureau avec une collègue qui vient tout le temps te raconter son weekend chiant Le bureau pas encore monté Le bureau des Légendes Ton lit 9. À quelle région accordes-tu son indépendance ? La Bretagne, qu'ils la gardent leur Andouille de Guéméné qui sent trop fort La Corse, qu'ils le gardent leur civet de sanglier de gros carnistes Les Hauts-de-France, qu'ils le gardent leur potjevleesch qu'on sait même pas comment ça se prononce La Martinique, qu'ils le gardent leur rhum arrangé qui démonte la tête L'Île de France, qu'ils les gardent leurs bobos L'Occitanie, qu'ils le gardent leur langage chelou 10. Quelle est ta solution pour remplacer les voitures ? Des toboggans Des tyroliennes Des auto-tamponneuses Des tricycles Des boules à hamster géantes Des gondoles 11. Quel nouveau ministère vas-tu créer ? Le Ministère de la gueule de bois, pour lutter contre ce fléau Le Ministère de la météo, pour éradiquer la pluie à tout jamais Le Ministère de la teuf, pour toujours avoir un plan le samedi soir Le Ministère de l'amour, pour enfin arrêter d'être célib Le Ministère de la fin du patriarcat, car tu veux la fin du patriarcat Le Ministère des ministères, pour foutre encore plus de bordel 12. Enfin, choisis un nouveau délit passible de prison ferme Faire une imitation nulle de Sarkozy Ajouter de la coriandre dans un plat Lâcher une caisse dans un ascenseur Prendre ses plats en photo au resto Collectionner des baskets Utiliser le mot "disruptif" Porter des chaussettes dépareillées "pour le fun" Se faire livrer de la bouffe plus de 2 fois par semaine Parler politique en soirée
- Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif Menparekraf Sandiaga Uno menjawab pertanyaan mahasiswa terkait kesiapannya untuk maju di Pemilihan Presiden Pilpres 2024. Mantan calon wakil presiden cawapres di Pilpres 2019 ini menyatakan dirinya siap jika dipanggil untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. Pernyataan ini diungkapkan Sandiaga saat bertemu Mahasiswa di Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Kamis 16/6/2022. Seorang mahasiswa Universitas Khairun bernama Zulkifli M Ahmad sebelumnya melemparkan beberapa pertanyaan. Baca juga Pilpres 2024 LSI Denny JA Sebut Ada Kemungkinan Tiga Poros Capres-Cawapres, Termasuk PDI Perjuangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya itu menanyakan kesiapan Menparekraf Sandiaga Uno untuk maju menjadi Capres 2024. Ia juga sudah melihat berbagai berita tentang Sandiaga Uno baik di sosial media maupun media-media nasional yang sudah mengembangkan UMKM. “Dari program-program nyata tersebut saya rasa bapak Sandiaga Uno sudah siap menjadi presiden RI ditahun yang akan datang. Apakah bapak siap untuk jadi Presiden di 2024?” tanya Zulkifli. Sandiaga Uno yang duduk di kursi narasumber sontak terkejut dengan pertanyaan Mahasiswa yang berasal dari Tidore tersebut. Ia langsung berdiri dan mengajak Zulkifli maju bersamanya. Sebelum menjawab, Sandiaga langsung bertanya balik kepada Zulkifli. “Pertanyaanya sangat baik. Tapi kira-kira saya mau tanya dulu, Pada tahun 2024 pemimpin seperti apa yang diinginkan mahasiswa Universitas Khairun dan masyarakat Indonesia secara umum?” tanya Sandiaga. “Secara pribadi saya menjawab kriteria yang ditanyakan bapak, sepengetahuan saya, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, tentunya hal itu membutuhkan pemimpin yang dapat menyesuaikan dengan keadaan,” kata Zulkifli lugas. “Terlebih saat ini kaum muda akan mengambil peran penting kedepan. Saya liat sendiri bapak Sandiaga Uno itu sangat luar biasa, milenial dan kedua sudah memberikan bukti kinerja yang nyata, karena kita tidak butuh banyak bicara tapi butuh banyak kerja,” ujarnya. Baca juga Pilpres 2024 LSI Denny JA Sebut Ada Kemungkinan Tiga Poros Capres-Cawapres, Simak Penjelasannya “Dan terakhir harus dekat dengan masyarakat. Jangan sampai menutup telinga saat mahasiswa atau masyarakat umum menyampaikan aspirasi atau keluhan,” tambah Zulkifli. Mendengar hal itu, Sandiaga langsung merespon apa yang diutarakan Zulkifli. “Kita semua bukan hanya saya, jika dipanggil untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara, NKRI jawabannya harus siap,” ungkap Sandiaga tegas.
pertanyaan untuk calon presiden mahasiswa